INT. RUMAH, SORE
Anak
lelakinya yang sedari tadi ia tunggu kepulangannya, baru saja tiba di
hadapannya.
Ia nampak bergegas. Dan entah apa itu, sepertinya ia membawa
sesuatu di tangannya.
Ayah : “Apa
yang kau bawa itu nak?”
Anak : “Oh
ini? Aku membawa seikat edelweiss ayah.”
Ayah : “Edelweiss?
Kukira kau sangat mencintai edelweiss?”
Anak : “Ya,
aku benar-benar sangat mencintainya Ayah”
Ayah : “Lalu
mengapa kau memetiknya dan membawanya?”
Keheningan
menghampiri sebentar, menengahi pembicaraan itu.
Anak : “Tentu
saja karena, aku ingin memilikinya”
Ayah : “Apa
kau tidak tahu bahwa memilikinya hanya akan membunuhnya saja?!
Sekalipun kau melakukannya atas dasar
kecintaanmu!”
Sang anak terdiam. Ia sedikit kebingungan.
Ayah : “Edelweiss memiliki masa hidup yang relatif
pendek. Setelah dipetik
beberapa kali, ia tidak dapat menghasilkan benihnya
lagi. Dan hingga
pada akhirnya, secara perlahan ia akan
lenyap dari lingkungannya tumbuh.”
****
Ayah : “Bukankah kita pun telah sama-sama mengetahuinya
nak,
mencintai dan memiliki adalah dua hal yang
sangat berbeda.”
Sumber
foto: koleksi pribadi Agathon Yuda (edelweiss gunung gede)
Editor : kontemplasi diagonal
Editor : kontemplasi diagonal
No comments:
Post a Comment