Tuesday, July 30, 2013

FRIKSI DUA DUNIA

Ada yang tertidur dan memilih terus bermimpi
Ada juga yang terbangun tapi tak pernah tau harus kemana

Ada yang terlahir indah dan dipuja oleh jutaan hati
Ada juga yang mencintai seseorang tapi hanya bernyali di balik tembok

Ada yang memilih berteduh ketika rintik hujan mulai menepuk ubun-ubunnya
Ada juga yang memilih berlari menembusnya sekalipun ia deras

Ada yang hidup dalam segala perayaan dan kesenangannya
Ada juga yang memilih untuk terus menanyai apa itu hidup sebenarnya

Ada yang seluruh isi tempurung kepalanya tak lebih berarti ketimbang kelaminnya
Ada juga yang bahkan untuk satu kalipun, dahinya tak pernah terlepas dari sujudnya

Ada yang memilih menjadi kaya dengan menginjak jutaan kepala
Ada juga yang memilih menderma walau harus kehabisan uang

Ada yang memalingkan pandangannya dari guru di depannya
Ada juga yang bahkan untuk membayangkan sekolah pun ia tak pernah bisa

Ada yang tengah berdiskusi tentang menu makanan lezat yang harus mereka makan
Ada juga yang bahkan untuk meminta hutang beras pun ia harus menciumi kaki pemilik warung

Ada yang terlahir dan hidup dengan jutaan doa tentang kematiannya
Ada juga yang bahkan untuk kepergian sesaatnya saja, jutaan malaikat menangisinya

***

Sebuah friksi
Sebuah persimpangan
Inilah aku yang berjalan diantaramu

Friday, July 26, 2013

DIALOG IMAJINER : MEREKA YANG TAK BERBUKA PUASA




INT. KELAS, SIANG HARI

... beberapa murid mulai mengajukan berbagai pertanyaan pada sesi tanya jawab itu. Tanda segera berakhirnya pelajaran agama hari itu.

Murid 1 :
“Pak Guru, seandainya kita tidak melakukan sahur,
apakah puasa kita tetap sah?”

Pak Guru :
“Tentu saja sah nak. Karena sahur itu bukan syarat sah puasa.
Ia hukumnya sunnah.”

Murid 2 :
“Lalu bagaimana dengan berbuka puasa?”

Pak Guru :
“Nah kalo buka puasa itu, haruslah disegerakan,
Karena agama melarang kita untuk menunda-nundanya.

Apalagi jika kita tidak berbuka puasa hingga menyiksa diri kita.
Itu bisa masuk ke dalam perbuatan yang diharamkan.”

-----
Mendengar itu, salah satu murid yang lain segera menimpali guru tersebut dengan pertanyaan lain.

-----


Murid 3 :
“Lalu Pak Guru, jika benar demikian,
apakah tidak berbuka puasa karena tidak memiliki uang sedikitpun untuk membeli makanan berbuka adalah termasuk menyiksa diri?

Termasuk perbuatan yang berdosa?”


 -----
Dan Pak guru tak menjawab apa-apa. Matanya berkaca-kaca. Ia menangis.
Sambil menatapi seragam lusuh yang dikenakan anak itu.


-----









Sumber foto : dunialawas.blogspot.com

Thursday, July 25, 2013

DIALOG IMAJINER : BERMAIN PERSEPSI



INT. KELAS - SIANG HARI

Suasana kelas berubah gaduh setelah sebelumnya sang guru meninggalkan ruang tersebut untuk suatu keperluan. Hampir seluruh murid terlibat dalam obrolan yang tak jarang juga diselingi dengan tertawaan yang keras. Beberapa anak lainnya memilih untuk berbuat kejahilan-kejahilan. Dan beberapa yang lainnya memilih bermain lempar kertas.

Suasana menjadi kacau. Hingga akhirnya seorang murid yang baru saja memasuki kelas, menyita konsentrasi seluruhnya. Ia pergi ke depan kelas dan menyampaikan perintah dari sang guru.

Murid : 
“Kata pak guru jangan ribut.
Pak guru bakal tau siapa aja yang ribut ama yang gak ribut.

 Murid yang ribut terus ampe jam sekolah habis, bakal dapet hukuman ngebersihin wc.
Tapi murid yang gak ribut, bakal dikasih permen terus bakal diajak main
ke tempat permainan yang menyenangkan sekali.”

-----------

Dan kelas segera saja menjadi tenang.
Seluruh murid mempercayai itu. 

---------- 


Kita berkali-kali ada dalam kondisi itu. Membuat kegaduhan. Melakukan hal-hal yang tidak sopan. Tidak menghormati manusia yang lain, merusak atau melakukan tindakan-tindakan kotor lainnya. Hingga kemudian sesuatu itu mendatangi kelas kita. Sebagai sebuah mitos, sebuah legenda atau folklore. Atau bahkan agama. Perangkat-perangkat yang kemudian memberikan kita sebuah nilai. Seperti murid tadi. 

Bisa saja murid itu berbohong. Bisa saja bahwa permen itu tidak pernah ada. CCTV itu tidak pernah ada. Tapi buatku itu bukan persoalan apakah berita itu benar atau tidak. Masuk akal atau tidak. Karena sekalipun para pemuja berhala logika menganggapnya sebagai persepsi dan imajinasi manusia saja, mitos legenda dan agama selama berabad-abad telah berhasil menciptakan nilai-nilai keteraturan kita. 

Bahwa nilai-nilai keteraturan ruang kelas kita dibangun dari kebohongan sekalipun adalah lebih baik, ketimbang membiarkannya larut dalam keyakinan bahwa tidak pernah ada permen, tidak pernah ada hukuman, tidak pernah ada Pak Guru, lalu mempercayakan seluruhnya pada nilai-nilai manusia yang liar dan kental dengan ke-aku-an nya.

Karena entahlah, menurutku kita membutuhkan sesuatu yang melebihi kita untuk mengatur kita. 










sumber foto : http://stat.ks.kidsklik.com

Friday, July 19, 2013

LIPATAN WAKTU

Einstein pernah bermimpi tentang sebuah waktu
Disaat ia tengah dalam pergulatannya merampungkan teori relativitasnya.

Suatu ketika ia pernah menemukan, bahwa sang waktu adalah seekor burung bulbul,
yang dapat ditangkap dan dikurung dalam sebuah guci.
Atau juga sebuah fluida yang dapat melenceng dan berbelok tepat di samping ibu yang tengah menciumi anak-anaknya.

Ia pernah menjadi sebuah paralel, yang membuat masa depan dan masa lalu dapat muncul secara bersamaan.
Atau juga menjadi sesuatu yang dapat terhenti begitu saja, ketika ia menemukan sepasang kekasih tengah menghabiskan waktunya bersama.

---

Itu mungkin hanya sebuah mimpi.

Tapi bagaimana jika untuk sebuah mimpi sekalipun, Einstein benar?
Bahwa waktu adalah sebuah relativitas.
Bahwa waktu sesekali telah melakukan sebuah kecurangan.

Bergerak cepat atau melambat. Berbelok atau membeku.
Tanpa pernah kita ketahui setelahnya, terjadi pada waktu-waktu kita.

Lalu siapa yang akan mengira ini?

Bahwa berkali-kali dunia sempat terhenti untuk pertemuan-pertemuan kita.
Bahwa mungkin ratusan musim, ribuan kali rotasi atau bahkan jutaan kali revolusi telah melampaui kita dalam setiap perbincangan kita, setiap kesenangan kita, dan setiap kepedihan kita.

Bahwa triliunan butir hujan kemudian, telah saling berebut untuk turun lebih cepat.
Atas langkah kita, yang telah tiba pada puncak-puncak sejarah kita.

Bahwa di dalamnya, puluhan bintang telah berpindah ratusan tahun cahaya,
ketika tangan-tangan kita mulai saling merangkul dalam jeda untuk setiap kalimat,

"Kami bersamamu kawan, sekalipun langit yang menantangmu bertarung."

---

Dan itu semua menjadi sebuah penggalan kecil cerita hidup kita.
Setiap detiknya yang telah bermakna ratusan tahun.
Setiap langkahnya yang telah bermakna puluhan tahun cahaya.

Ia akan tinggal dan sesekali dibagikan.
Terus menemani kita dan terkadang menggoda kita mesra.

Terus menemani...

Hingga kemudian nama-nama kita mulai diperdengarkan.
Oleh Sang Pemilik Waktu.
Ia yang meminta kembali sisa waktu kita.

---

Dan belakangan aku baru mengerti tentang hari ini.

Bahwa seperti pada panas yang telah memaknai dingin, gelap yang memaknai terang, 
keburukan yang telah memanai kebaikan, serta permusuhan yang telah memaknai pertemanan,

sebuah perpisahan, akan memaknai sebuah pertemuan.

waktu-waktu kita...

Sebuah semesta yang pernah terlahir kembali untuk kita.

---






Narasi ini digunakan pada bagian akhir video perpisahan FSRD ITB angkatan 2009








Wednesday, July 17, 2013

DIALOG IMAJINER : BUTA RASA

INT. RUANG TENGAH, MALAM HARI

Hanya ada aku dan adikku. Sebuah meja dan beberapa buku yang hendak kami baca. Aku meraih salah satunya. Membukanya dan mulai membacanya. Tapi belum saja aku sampai pada beberapa paragraf, listrik rumah kami tiba-tiba saja padam. Untung saja aku teringat sesuatu.

Aku :
“Dik, coba kau ambilkan lilin yang baru saja kakak taruh persis di sebelahmu tadi.”

Adikku :
“Di mana kak?”

Aku :
“Di sebelah tangan kananmu.”

Adikku :
“Di sebelah tangan kananku?
Tapi kak, bagaimana caranya aku membedakan tangan kanan dan tangan kiriku?
Sedangkan aku tidak bisa melihatnya dalam keadaan gelap gulita seperti ini

Bahkan aku pun tidak terlalu yakin apakah aku masih memiliki tangan atau tidak.”

-------------------------------------


Apakah adik itu adalah pemikiran kita? Sebuah kepercayaan yang hanya bisa dibangun oleh sesuatu yang terlihat saja? Bahwa sebuah definisi hanya ditujukan untuk bayangan-bayangan yang jatuh terbalik di retina kita saja? Bahwa hanya cahaya lampu saja yang dapat membantu kita membedakan mana kepala kita dan mana kemaluan kita?

Berhentilah mengoceh adik! Karena itu sebenarnya hanya sesederhana berdiam, memejamkan mata dan merasakan. Tak harus terlihat. Seperti udara. Yang kau yakini ada, karena kau merasakannya dalam setiap tarikan nafasmu walaupun ia tak tampak.


Lalu mengapa masih saja mengoceh tentang Tuhan?



Saturday, July 6, 2013

BALADA




Petani :
"Apa ada yang salah, dengan seorang tuan tanah yang memilih bertani
hanya karena ia telah jatuh cinta pada Sri Sang Dewi?"









Sumber Foto :id.my-walls.net