INT. RUMAH GURU, MALAM HARI
Suatu
ketika, dunia telah sampai pada tepi kehancurannya. Tak ada lagi kebaikan. Tak ada
lagi norma. Segalanya telah dijangkiti oleh kejahatan.
Salah satu orang baik yang tersisa kemudian menemui seorang
guru.
Orang Baik :
“Dunia telah tamat guru. Kejahatan dimana-mana. Hukum tak lebih
menakutkan daripada batang besi yang dipukulkan. Nilai-nilai manusia pun serupa,
ia hilang bersama punahnya agama dan ruang kontrol moral lainnya. Dan positivisme
yang dijanjikan kaum sekuler dapat mengatur manusia rupanya cuma omong kosong
belaka!”
Guru :
“Lalu apa yang sebetulnya ingin kau cari dariku?”
Guru :
“Lalu apa yang sebetulnya ingin kau cari dariku?”
Orang Baik :
“Tempat paling aman guru! Dari segala kejahatan itu, dimana itu?!
“Tempat paling aman guru! Dari segala kejahatan itu, dimana itu?!
Kata mereka kau mengetahunya”
Guru :
“Ya, aku mengetahuinya.
“Ya, aku mengetahuinya.
Satu-satunya tempat teraman yang dapat melindungimu dari kejahatan
adalah dengan menjadi jahat”
dan jawaban itu
membingungkan orang baik itu.
---------
Suatu saat mungkin kita dihadapi oleh dunia itu. Yang mengharuskan
kita memilih untuk mengikuti arus yang aman atau tetap menjadi berbeda dan
melawan. Tak banyak yang cukup kuat untuk memilih menjadi berbeda dan melawan, atau
mengatakan “tidak guru, aku harus tetap
menjadi orang baik” dan mengambil resiko keterancamannya.
Ya. Butuh mereka yang kuat. Supaya tidak memilih menjadi jahat dan membunuh sang guru sebagai korban pertamanya. Hati kita, ia yang ingin menjadikan kita kuat dengan jawaban yang kadang membingungkan kita.
No comments:
Post a Comment