Apa yang paling diinginkan dalam sebuah
hidup? Sebut saja menjadi kaya, menjadi terkenal, pergi ke luar negeri, beli
mobil mewah atau punya rumah besar. Perayaan. Dan saya tidak pernah terkejut
dengan itu. Paling tidak mari bersorak sedikit untuk kita. “Homo Volens!”. Lalu
tebak apa yang dipikirkan ketika esok adalah kematian kita? Karena kali ini saya
cukup terkejut. Bahwa saya menemukan seorang calon pemegang ijazah cap gajah
duduk berusia 20 tahunan yang berbicara “kalo besok adalah hari kematian saya,
hari ini saya bakal baca komik sebanyak-sebanyaknya, makan makanan yang belum
pernah dicoba, terus main game sepuasnya”.
Anjing! Saya bilang.
Belajarlah dari anak ini. Brenden
Foster. Seorang anak laki-laki berumur 11 tahunan asal Bothell, Washington yang
telah didiagnosa leukemia lymphoblastic akut oleh dokter pada tahun 2005. Harapan untuk hidup jauh lebih lama lagi, hampir tidak mungkin untuknya. Tapi ketimbang membaca komik, main game sepuasnya atau melakukan kegiatan-kegiatan tolol yang sering dilakukan orang "dewasa" lainnya, ia memilih berkeinginan, untuk memberi makan para tunawisma. Dan pada giliran lainnya ingin menjadi seorang malaikat. Agar selanjutnya
ia bisa membantu para tunawisma itu dari surga. Keinginannya Ini telah menginspirasi
sebuah stasiun TV lokal untuk kemudian memberitakannya pada November 2008. Membuatnya
menjadi perhatian dunia. Menginspirasi banyak orang.
The Brenden Foster Food Drive kemudian
didirikan oleh stasiun tersebut untuk menghormatinya. Di tempat lain di
Seattle, muncul para relawan dari Emerald City Lights Bike Ride yang ikut tergerak
membagikan 200 sandwich kepada para tunawisma. Gerakan “Stuff the Truck”, gerakan
mengisi tujuh truk dengan makanan, telah
terpenuhi makanan dan uang tunai $95,000. Serta Union Rescue Mission sebuah tempat
penampungan tunawisma di Los Angeles membagikan lebih dari 2500 makanan atas
nama Brenden.
"Why at so young an age? I could have done more.
But if it has to be now, it has to be now."
Adalah kalimat untuk Tuhan tentang
kehidupannya.
Untuk ini, saya sampai pada kenyataan. Usia tak pernah
menentukan tingkat kemuliaan seseorang. Bukan seorang mahasiswa. Bukan seorang 20 tahun. Karena sepertinya 11 tahun adalah waktu
yang cukup untuknya.
ketika ditanya tentang hal apa yang paling membuatnya sedih,
Ia menjawab,
"When someone gives up."