"Kehidupan
beserta segala pertanyaan tentangnya, sepertinya telah menjadikannya sebuah
kotak hitam dengan banyak enkripsi yang satu kali hidup seorang manusia
barangkali tidak akan pernah cukup untuk memecahkannya. Bahkan manusia mungkin
harus menyelesaikan hidupnya terlebih dulu untuk kemudian dapat dengan
benar-benar menyimpulkan hidupnya. Dan ketika ia tiba pada titik itu, sebuah
kesimpulan ataupun jawaban mungkin sudah tidak akan berarti apa-apa lagi."
" Ia adalah
sebuah misteri terjauh dan realitas terdekat sekaligus. Sebuah ruang sempit
yang gelap dan hamparan tanah luas dengan cahaya matahari yang cukup sekaligus.
Ia adalah sebuah konsentrasi terbesar pemikiran manusia dan sesuatu yang dapat
diacuhkan begitu saja sekaligus. Barangkali memang begitulah hidup. "
" Terkesan
sangat naif untuk kemudian membicarakan semua ini. Tapi begitulah saya. Bahwa
atas segala kegelisahan saya tentangnya, saya tiba pada hipotesa bahwa
kehidupan adalah tujuan dari kehidupan itu sendiri. Tidak menjawab banyak
memang. Tapi maksud saya, perjalanan kehidupan manusia buat saya adalah sebuah
perjalanan mencapai suatu definisi tentang kehidupan manusia itu sendiri."
"Berasumsi
bahwa kehidupan adalah tentang menjadi kaya. Maka hidup hanyalah soal mencari
uang, mencari emas, mencari harta yang kadang beberapa yang lain mengganti kata
“mencari” menjadi kata “mencuri”. Beberapa berasumsi bahwa kehidupan adalah
tentang melangkah menuju Tuhan, maka hidupnya mungkin tidak akan banyak dihiasi
ornamen-ornamen profan. Berasumsi bahwa kehidupan adalah sebuah
ketidakberuntungan, maka hidup hanya akan tentang penyesalan. Berasumsi bahwa
kehidupan adalah tidak menjadi apa-apa, maka hidup akan tentang kenihilan. Dan
akan begitu seterusnya. "
"Hidup terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja tanpa sedikit perlawanan terhadap konsep-konsep dogmatik tentangnya. Karena sebagian orang dengan saya termasuk didalamnya, menikmati cara berkehidupan seperti ini."
"Lalu apa yang
sebenarnya diharapkan oleh orang-orang seperti saya? Menihilkan segala
konstruksi pemikiran yang sebelumnya telah terbangun lalu mempertanyakan
kembali tentang kehidupan? Entahlah. Barangkali jawaban bukanlah tujuannya. "
"Karena seringkali saya kembali tiba pada pernyataan-pernyataan dengan tanda tanya diujungnya, pada persimpangan jalan dengan tak beratribut apa-apa. Atau pada dinding-dinding yang kerap hanya mampu menggaungkan setiap interupsi ketidaksepakatan yang saya lemparkan ke tengahnya."
"Barangkali buat
saya menggambar telah menjadi sebuah transkrip atas diri saya. Bahwa segala
kegelisahan yang saya tuangkan keatasnya, telah menjadi suatu persinggahan
tersendiri. Tak perlu sampai memahami “apa itu?”, hanya tuangkan saja. Biarkan
ia tersimpan disitu. Supaya kemudian saya dapat memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan yang tertunda ini. "