Monday, May 21, 2012

ANTARA VERTIKAL DAN HORIZONTAL


 "Kehidupan beserta segala pertanyaan tentangnya, sepertinya telah menjadikannya sebuah kotak hitam dengan banyak enkripsi yang satu kali hidup seorang manusia barangkali tidak akan pernah cukup untuk memecahkannya. Bahkan manusia mungkin harus menyelesaikan hidupnya terlebih dulu untuk kemudian dapat dengan benar-benar menyimpulkan hidupnya. Dan ketika ia tiba pada titik itu, sebuah kesimpulan ataupun jawaban mungkin sudah tidak akan berarti apa-apa lagi."



" Ia adalah sebuah misteri terjauh dan realitas terdekat sekaligus. Sebuah ruang sempit yang gelap dan hamparan tanah luas dengan cahaya matahari yang cukup sekaligus. Ia adalah sebuah konsentrasi terbesar pemikiran manusia dan sesuatu yang dapat diacuhkan begitu saja sekaligus. Barangkali memang begitulah hidup. "



" Terkesan sangat naif untuk kemudian membicarakan semua ini. Tapi begitulah saya. Bahwa atas segala kegelisahan saya tentangnya, saya tiba pada hipotesa bahwa kehidupan adalah tujuan dari kehidupan itu sendiri. Tidak menjawab banyak memang. Tapi maksud saya, perjalanan kehidupan manusia buat saya adalah sebuah perjalanan mencapai suatu definisi tentang kehidupan manusia itu sendiri."



"Berasumsi bahwa kehidupan adalah tentang menjadi kaya. Maka hidup hanyalah soal mencari uang, mencari emas, mencari harta yang kadang beberapa yang lain mengganti kata “mencari” menjadi kata “mencuri”.  Beberapa berasumsi bahwa kehidupan adalah tentang melangkah menuju Tuhan, maka hidupnya mungkin tidak akan banyak dihiasi ornamen-ornamen profan. Berasumsi bahwa kehidupan adalah sebuah ketidakberuntungan, maka hidup hanya akan tentang penyesalan. Berasumsi bahwa kehidupan adalah tidak menjadi apa-apa, maka hidup akan tentang kenihilan. Dan akan begitu seterusnya. "





 "Hidup terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja tanpa sedikit perlawanan terhadap konsep-konsep dogmatik tentangnya. Karena sebagian orang dengan saya termasuk didalamnya, menikmati cara berkehidupan seperti ini." 




"Lalu apa yang sebenarnya diharapkan oleh orang-orang seperti saya? Menihilkan segala konstruksi pemikiran yang sebelumnya telah terbangun lalu mempertanyakan kembali tentang kehidupan? Entahlah. Barangkali jawaban bukanlah tujuannya. "





"Karena seringkali saya kembali tiba pada pernyataan-pernyataan dengan tanda tanya diujungnya, pada persimpangan jalan dengan tak beratribut apa-apa. Atau pada dinding-dinding yang kerap hanya mampu menggaungkan setiap interupsi ketidaksepakatan yang saya lemparkan ke tengahnya."  




"Barangkali buat saya menggambar telah menjadi sebuah transkrip atas diri saya. Bahwa segala kegelisahan yang saya tuangkan keatasnya, telah menjadi suatu persinggahan tersendiri. Tak perlu sampai memahami “apa itu?”, hanya tuangkan saja. Biarkan ia tersimpan disitu. Supaya kemudian saya dapat memutuskan untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda ini. "






*Tulisan ini diambil dari tugas matakuliah saya