Jauh
dari tempat aku berdiri ini, aku tinggalkan semua pemikiran dan hipotesisku
dalam sebuah barisan panjang horizontal. Semuanya portrait. Ia merekam jelas
segala tegangan yang telah banyak menyita ruang di pikiranku. Seperti tegangan dalam suara parau
para pengamen jalanan itu. Atau juga tegangan dalam tumpukkan uang para birokrat korup
bajingan itu. Dalam teriakkan provokatif para fanatik-fanatik goblok itu. Atau juga dalam
omong kosong teori-teori estetik para pejuang elitisme budaya tinggi itu.
Tapi
dari tempat aku berdiri ini, tak lagi terlihat barisan portrait itu. Ia menjadi sebuah landscape. Dengan dentingan irama naturalisnya. Dan entah mengapa, segalanya terlihat lebih indah dari sini. Sekalipun dibuat oleh kumpulan tegangan yang memuakkan itu.
Atau barangkali memang ada satu hal yang perlu aku mengerti di sini. Bahwa "tidak pernah ada kehidupan yang sia-sia."
-Gunung Gede, 18 November 2012-
No comments:
Post a Comment