Dan
nenek itu tiba-tiba saja mengucapkan terima kasih kepada kami. Lantas mendoakan
kami supaya Tuhan senantiasa menurunkan kebaikan dan kesejahteraan-Nya kepada
kami. Aku hanya tersenyum. Sambil membalasnya dengan ucapan terima kasih. Dan
disusul dengan ucapan serupa dari kawanku. Walaupun sebenarnya ia sama sekali
tidak mengerti bahasa sunda yang diucapkan oleh nenek itu.
Kami
kemudian kembali ke tempat kami sebelumnya. Sebuah tembok benteng dekat area
pesawahan di daerah dago pojok.
Untuk
beberapa saat, aku mencoba mengamati apa yang tengah kami buat.
Lantas
aku tersenyum.
Doa
nenek tadi barangkali agak berlebihan.
Karena
rasanya aku tak seberjasa itu nek.
Ini
hanya sebuah gambar. Yang aku buat di tembok benteng.
Selebihnya
aku tidak merasa berbuat apa-apa.