EXT. LAPANGAN, SORE HARI
Ada
yang unik dengan pemandangan hari itu, karena diantara para pendaftar peserta kurban
yang mayoritas didominasi oleh para lelaki paruh baya itu, seorang bocah dengan
wajah kotor dan pakaian yang serba lusuh, rupanya ikut berbaris di antara
mereka. Ia berhasil memunculkan banyak tanya di benak mereka yang hadir saat
itu. Tapi tak satupun yang terjawab, hingga akhirnya bocah itu tiba di hadapan
meja pengurus.
Pengurus
:
“Maaf
adik, ini untuk pendaftaran peserta kurban. Pembagian dagingnya baru akan
diadakan besok”
Anak
Kecil :
“Ya aku tahu.”
Pengurus yang masih keheranan
itu lalu mencoba meladeninya.
Pengurus
:
“Baiklah, jika begitu, apa yang bisa kakak
bantu?”
Anak kecil itu lalu mengeluarkan
sesuatu dari dalam karungnya.
Anak
Kecil :
“Tiap
tahun, termasuk juga dengan tahun ini, keluargaku tidak pernah mampu membeli
hewan kurban untuk dibagikan.
Tapi
ini, ini rumput terbaik yang aku kumpulkan hari ini. Paling tidak jika aku
berikan rumput-rumput ini untuk kemudian dimakan hewan-hewan kurban itu, akan
ada sesuatu dariku yang ikut terbagikan ketika daging-daging hewan ternak itu
dibagikan. Jadi ini.”
Anak kecil itu pun tersenyum.
Lalu pergi meninggalkan pengurus kurban itu bersama seikat rumputnya yang masih
tergeletak rapi di atas meja itu.
***