Thursday, July 25, 2013

DIALOG IMAJINER : BERMAIN PERSEPSI



INT. KELAS - SIANG HARI

Suasana kelas berubah gaduh setelah sebelumnya sang guru meninggalkan ruang tersebut untuk suatu keperluan. Hampir seluruh murid terlibat dalam obrolan yang tak jarang juga diselingi dengan tertawaan yang keras. Beberapa anak lainnya memilih untuk berbuat kejahilan-kejahilan. Dan beberapa yang lainnya memilih bermain lempar kertas.

Suasana menjadi kacau. Hingga akhirnya seorang murid yang baru saja memasuki kelas, menyita konsentrasi seluruhnya. Ia pergi ke depan kelas dan menyampaikan perintah dari sang guru.

Murid : 
“Kata pak guru jangan ribut.
Pak guru bakal tau siapa aja yang ribut ama yang gak ribut.

 Murid yang ribut terus ampe jam sekolah habis, bakal dapet hukuman ngebersihin wc.
Tapi murid yang gak ribut, bakal dikasih permen terus bakal diajak main
ke tempat permainan yang menyenangkan sekali.”

-----------

Dan kelas segera saja menjadi tenang.
Seluruh murid mempercayai itu. 

---------- 


Kita berkali-kali ada dalam kondisi itu. Membuat kegaduhan. Melakukan hal-hal yang tidak sopan. Tidak menghormati manusia yang lain, merusak atau melakukan tindakan-tindakan kotor lainnya. Hingga kemudian sesuatu itu mendatangi kelas kita. Sebagai sebuah mitos, sebuah legenda atau folklore. Atau bahkan agama. Perangkat-perangkat yang kemudian memberikan kita sebuah nilai. Seperti murid tadi. 

Bisa saja murid itu berbohong. Bisa saja bahwa permen itu tidak pernah ada. CCTV itu tidak pernah ada. Tapi buatku itu bukan persoalan apakah berita itu benar atau tidak. Masuk akal atau tidak. Karena sekalipun para pemuja berhala logika menganggapnya sebagai persepsi dan imajinasi manusia saja, mitos legenda dan agama selama berabad-abad telah berhasil menciptakan nilai-nilai keteraturan kita. 

Bahwa nilai-nilai keteraturan ruang kelas kita dibangun dari kebohongan sekalipun adalah lebih baik, ketimbang membiarkannya larut dalam keyakinan bahwa tidak pernah ada permen, tidak pernah ada hukuman, tidak pernah ada Pak Guru, lalu mempercayakan seluruhnya pada nilai-nilai manusia yang liar dan kental dengan ke-aku-an nya.

Karena entahlah, menurutku kita membutuhkan sesuatu yang melebihi kita untuk mengatur kita. 










sumber foto : http://stat.ks.kidsklik.com

No comments: