Friday, November 28, 2014

MELEWATIMU


***
Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang datang kepadamu.
Ia adalah sesuatu yang datang melewatimu.

Menghampirimu  sebentar
Dan di saat yang lain,
ia harus kau biarkan pergi
agar ia bisa melewati yang lainnya


***

Wednesday, November 19, 2014

DIALOG IMAJINER : BUKAN DITEMUKAN

EXT. TERAS RUMAH, PETANG

Ayah   : “… bukankah selama ini kau ingin sekali
menjadi seorang sutradara nak?”

Anak   : “Entahlah ayah,
hanya saja hingga saat ini
aku masih belum bisa
menemukan caranya”

Ayah   : “Menemukan caranya?
Kukira selama ini cara adalah
sesuatu yang dibuat.
Bukan ditemukan.”

***



Monday, November 17, 2014

DI BAWAH TANAHMU


Tak hanya ada langit di atas langit.
Bahwa saat kau tengah terjatuh,
masih ada tanah di bawah tanahmu


BELAJAR

***
Kata orang, hidup itu selalu berputar.
Terkadang kita menang,
terkadang kita belajar

***

YANG TAK DIMILIKI TUHAN

“Kau tahu apa yang dimiliki manusia
tapi tak dimiliki oleh Tuhan?

Dosa”
ujar kawan lamaku itu


Tuesday, November 11, 2014

SESUATU YANG HILANG

Seandainya saja jika kau
mau lebih berlaku adil
dengan tidak hanya menerima
sesuatu yang datang,



Monday, October 13, 2014

GERBONG KELAS TIGA

Kereta api di India mempunyai tiga kelas. Pada masa itu akomodasi kelas utama hanya diperuntukkan bagi kelas penguasa – orang-orang Inggris – sedangkan kelas dua pergunakan oleh masyarakat India dengan strata yang lebih tinggi. Kelas tiga – bangku kayu yang kotor dan penuh sesak – disisakan untuk mayoritas besar orang India, kaum miskin. Gandhi, yang mendramatisasi kesatuannya dengan kaum miskin dengan berbagai cara hidup mereka sepenuhnya, selalu memilih untuk bepergian dengan kelas tiga dalam kampanye-kampanye ini. Jika seseorang bertanya mengapa, ia cukup menjawab,

“Karena tidak ada yang keempat.”


***

GANDHI DAN SEJARAHNYA

Sejarawan J.B. Kripalani, yang menjadi salah seorang rekan kerja terdekat Gandhi, mengatakan bahwa kali pertama mendengar Gandhi berkata seperti itu, ia sangat terkejut sehingga langsung mendekat dan berkata secara blakblakan,

“Mr.Gandhi, Anda mungkin tahu semua soal Alkitab atau Bhagavad Gita, tetapi Anda sama sekali tidak tahu apa-apa soal sejarah. Tidak pernah sebuah negara mampu membebaskan dirinya sendiri tanpa kekerasan.”

Gandhi pun tersenyum,

“Anda yang tidak tahu apa-apa soal sejarah,”

Ia membetulkan dengan halus.

“Hal pertama yang harus Anda pelajari soal sejarah adalah hanya karena sesuatu tidak pernah terjadi pada masa lalu, bukan berarti itu tidak dapat terjadi pada masa depan.”

***